Jakarta - Alanda Kariza adalah wanita yang sudah terjun ke dunia internasional untuk menjalani kegiatan aktivis di usia muda. Meskipun pernah ditolak saat ingin menjadi relawan di sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setelah lulus SMP karena dianggap terlalu belia, Alanda tidak pernah menyerah. Dengan tekad bulat, dia memutuskan untuk membentuk komunitas sosial bersama teman-temannya yang diberi nama The Cure Tomorrow.
Ini merupakan awal perjalanan Alanda sebagai aktivis. Bahkan, wanita berumur 21 tahun itu kini memiliki kesempatan untuk mewakili Indonesia dalam acara One Young World di Pittsburgh, Amerika Serikat. One Young World adalah forum sosial untuk membahas masalah dunia dengan anak muda dari berbagai negara serta para pemimpin dunia.
"Di sini, ada 1.200 anak muda dari lebih dari 180 negara yang hadir untuk membahas berbagai isu penting yang menimpa masyarakat global bersama pemimpin-pemimpin dunia seperti Bill Clinton dan Muhammad Yunus," papar Alanda dalam wawancara bersama wolipop, beberapa waktu lalu. Wawancara dilakukan melalui email, karena saat itu Alanda tengah menghadiri One Young World.
Alanda tentu sangat senang bisa bergabung dalam forum internasional itu. Kesungguhannya untuk melakukan aksi sosial membuahkan hasil yang membanggakan. Berawal dari komunitas The Cure Tomorrow yang dibangun sejak dia berumur 15 tahun, pernah juga menjadi perwakilan Indonesia di ajang Global Changemakers, hingga mendirikan Indonesian Youth Conference.
Tidak hanya itu, cucu dari pelopor bedah plastik di Indonesia, Prof. Dr. R. H. Moenadjat Wiratmadja ini pernah menjadi panelis di salah satu konferensi ILO di General Assembly Hall, Palais des Nations, Jenewa, Swiss. Dia sangat bangga bisa berbicara di depan perwakilan ratusan negara yang biasanya hanya dapat disaksikannya di internet.
"Hari itu, saya berbicara di panel yang sama dengan Duta PBB untuk Anak Muda, dan saya merasa begitu bangga. Semua orang mengapresiasi apa yang saya katakan dan bagi saya itulah momen berkilau saya selama menjadi pegiat di bidang ini," cerita Alanda.
Kesuksesannya di bidang sosial belum membuat Alanda berpuas diri. Dia melanjutkan kariernya sebagai penulis dan telah merilis lima karya. Buku terakhirnya yang berjudul 'Dream Catcher' telah tiga kali dicetak ulang, padahal baru kali ini dia membuat buku non-fiksi. Motivasinya yang tulus dalam buku tersebut membuat penjualannya laris manis di pasaran.
"Sejujurnya, Dream Catcher adalah buku non-fiksi pertama saya, jadi sebelumnya saya biasa menulis fiksi. Ini hal yang baru untuk saya, tapi ternyata respon pembaca cukup positif," urai anak sulung dari Arga Tirta Kirana itu.
Alanda memang sudah suka menulis sejak SD. Dia pun termasuk orang yang pemalu dan tidak percaya diri. Dari menulislah dia bisa menuangkan perasaannya. Wanita yang pernah mencoba terjun ke dunia model dan menjadi finalis Cosmogirl ini merasa bahwa hasil karyanya yang dijual di toko buku menjadi momen berkilau yang tidak ternilai harganya.
Kesibukannya dalam dunia tulis-menulis serta menjalani kegiatan sosial tidak membuat wanita mungil ini melupakan pendidikan. Dia tetap menomorsatukan kuliahnya di salah satu perguruan tinggi swasta.
Alanda memang generasi muda yang sangat menginspirasi para remaja lainnya di Indonesia. Bagi yang ingin mengikuti jejaknya, Alanda menyarankan agar Anda selalu percaya diri dan berani meraih mimpi.
(aln/hst)
Monday, February 10, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment